Selasa, 28 Juni 2011

Isro' Mi'roj

Kamis, 24 Maret 2011

Peristiwa Isro' Mi'roj

Link sumber klik disini
Peristiwa Isro' dan Mi'roj termasuk peristiwa sejarah yang sangat banyak mendapat perhatian dan
perbincangan para ilmuwan sosial. Diantara ahli sejarah, ada yang sangat berlebihan
dalam memandang kedudukan nabi Muhammad berikut mu'jizatnya, ada pula sebaliknya,
mengingkari sama sekali keberadaan mujizat dalam perjalanan sejarah hidup seorang nabi.
Menurut Dr. Muhammad Said Romadhon Al Buty, dalam bukunya "Fiqhus Sîrah An Nabawiyyah".
Bahwa adanya pandangan yang mengingkari mu'jizat Nabi dalam peristiwa Isro' dan mi'roj ini,
berasal dari para orientalis yang turut mengkaji peristiwa Isro' dan Mi'roj tanpa terlebih dahulu
didasari keimanan terhadap hal-hal yang gho'ib. Sehingga fenomena apapun dalam sejarah, selalu
mereka ukur dengan logika akal yang terbatas. Diantara para orientalis yang memiliki pandangan
seperti ini adalah Gustaf Lobon, Ougust Comte, Hume, Gold Ziher dan banyak lagi yang lainnya.
Sebagai sebab utama dari pandangan mereka seperti ini adalah, karena tiadanya iman terhadap
pencipta mujizat itu sendiri. Karena jika iman kepada ALLAH telah tertanam di
dalam jiwa seseorang, maka akan mudah untuk mengimani segala sesuatu yang lebih mudah dari
pada itu.

Sayangnya, pemikiran seperti ini tidak hanya dimiliki oleh para orientalis kafir saja.
Akan tetapi telah diadopsi juga oleh sebagian pengkaji dari kalangan kaum muslimin sendiri, yang
terlalu silau dengan istilah metodologi ilmiyah - padahal subjektif- yang digembar-gemborkan
Eropa. Sehingga akhirnya mereka berpandangan bahwa yang melakukan Isro' dan Mi'roj itu hanyalah ruh
nabi, bukan fisiknya (jasadnya). Karena menurut mereka, mustahil tubuh nabi yang
material dan terbuka itu bisa menembus lapisan langit dalam waktu yang sangat terbatas.
Namun pandangan seperti ini telah banyak dibantah oleh para ulama Islam, bahwa kata-kata 'abdihi
(hamba-NYA) dalam surat Al-Isro' ayat 1 itu adalah terdiri dari unsur ruh dan tubuh.
Karena dalam bahasa Arab, ruh saja tidak cukup untuk bisa dikatakan sebagai hamba, begitu
sebaliknya bahwa tubuh saja tidak bisa dikatakan sebagai hamba. Yang dikatakan sebagai seorang hamba mesti terdiri dari gabungan unsur ruh dan tubuh.Sumber kisah-kisah tentang perjalanan yang penuh
misteri itu adalah kata-kata pada permulaan Surah Al Isro' yang berbunyi:
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺳﺮﻱ ﺑﻌﺒﺪﻩ ﻟﻴﻼ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ
ﺍﻟﻲ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻷﻗﺼﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﺎﺭﻛﻨﺎ ﺣﻮﻟﻪ ﻟﻨﺮﻳﻪ ﻣﻦ
ﺁﻳﺎﺗﻨﺎ ﺇﻧﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﺍﻟﺒﺼﻴﺮ) .ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ: 1 ).
"Maha suci ALLAH yang telah memperjalankan hamba-NYA dari Al Masjidil Harom ke Al Masjidil
Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-
tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya DIA adalah ROBB yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Dalam kitab sirahnya, Ibnu Ishaq menggambarkan kisah Isro' dan mi'roj ini sebagai berikut:
Suatu malam Jibril membawa nabi naik ke atas punggung samawi yang disebut Buroq; lalu
Muhammad SAW mengadakan perjalanan bersama Jibril. Dan dalam perjalanan malam ke Yerussalem,
Rosulullooh diperlihatkan dengan berbagai keajaiban. Dan sesampainya di Masjidil Aqsho, Rosulullooh
bertemu dengan nabi-nabi terdahulu, sekaligus mendapatkan penghormatan untuk mengimami
sholat bersama mereka. Al Buroq, dalam bahasa Arab menurut sebagian pendapat berasal dari kata "Al Barq" yang berarti kilat.
 
Boleh ditafsirkan bahwa penggunaan nama ini dalam Al Qur'an adalah untuk menunjukkan kecepatan yang tiada tara dari jenis kendaraan ini. Di dalam buku-buku hadits, Al buroq ini digambarkan sebagai kuda putih yang sangat indah. Oleh sebab itu logika orang Arab pada zaman Rosulullooh Sholalloohu'alaihi wassalam tidak dapat menerima peristiwa Isro' dan mi'roj yang diceritakan oleh baginda Rosul ini. Karena mereka mengetahui bahwa seseorang yang mengendarai kuda pulang pergi dari Mekah ke Palestina akan memakan waktu selama lebih kurang dua bulan. Sementara Rosulullooh mengatakan kepada mereka, bahwa beliau telah pergi ke Masjidil Aqsho dan di lanjutkan lagi dengan perjalanan mi'roj ke langit tinggi, hanya dalam waktu satu malam.

Sehingga berita yang disampaikan oleh rosul tercinta ini, menjadi bahan tertawaan dan cemoohan bagi
orang-orang yang mempunyai penyakit dalam hatinya, yaitu orang-orang kafir Quroys yang
mengingkari kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rosulullooh sholalloohu'alaihi wassalam.
Lain dengan kita yang hidup pada era teknologi canggih sekarang ini, dimana para ilmuwan telah
mampu menemukan kecepatan sebuah teknologi yang melebihi kecepatan cahaya dan suara, yang
secara aksiomatis sudah pasti akan mengurangi panjangnya masa dalam menempuh sebuah
perjalanan, dan secara otomatis manusia pada zaman sekarang dapat memahami bahwa sesuatu
perjalanan sejauh manapun bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dari yang terjadi pada
masa-masa sebelumnya. Seandainya saja orang-orang kafir yang menentang Rosulullooh itu masih hidup bersama kita sekarang ini, tentu saja mereka akan melihat kebenaran apa yang disampaikan Rosulullooh kepada mereka. Ternyata hal itu bukan merupakan sesuatu yang mustahil dalam kehidupan kita sebagai manusia biasa di zaman ini, apalah lagi kiranya bagi seorang rosul ALLAH yang dikehendaki sendiri oleh ALLAH sebagai Sang Pencipta. Dalam waktu yang sangat singkat, Rosulullooh telah sampai di "Al Bait Al Maqdis". Di sana beliau bertemu dengan para nabi terdahulu, dan mengimami shalat.
 
Sesungguhnya Isro' dan Mi'roj adalah perjalanan  yang penuh dengan keberkahan, antara Masjidil
Harom yang dibangun oleh Nabiyullooh Ibrohim dan anaknya Isma'il 'Alaihimassalam di Mekah dan
Masjidil Aqsho yang dibangun oleh Nabiyullooh Daud dan Sulaiman 'Alaihimassalam di Palestina.
Kedua rumah suci ini telah diberkahi oleh ALLAH Subhanahu wata'ala. Demikian juga dengan apa yang terdapat disekitarnya, demikian yang termaktub dalam firman ALLAH. Sehingga tempat ini benar-benar menjadi pusat peribadatan dan pengESAan kepada ALLAH SWT, dan pada kedua tempat suci inilah wahyu-wahyu ALLAH diturunkan kepada para rosul-NYA. Dalam perjalanan menuju Masjidil Aqsho,
Rosulullooh SAW sempat singgah di suatu bukit yang penuh berkah, dimana Nabi Musa AS pernah
menerima wahyu langsung dari ALLAH SWT, yaitu "Bukit Tursina", dan Rosulullooh sholat dua rakaat di
tempat itu. Disamping itu Rosulullooh juga mampir di tempat kelahiran nabi Isa AS, yaitu di sebuah bukit
mubarokah yang disebut "Betlehem (`baitullhami`, bahasa Arabnya)" dan beliau pun sholat dua rokaat.
Akhirnya sampai di "Baitul Maqdis". Di tempat suci inilah, beliau bertemu dengan nabi Ibrohim dan Musa di tengah kumpulan para nabi dan Rosul ALLAH yang lain. Di tempat ini juga Rosulullooh SAW sholat sebagai imam bagi para Nabi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, disebutkan bahwa malaikat Jibril datang kepada Rosulullooh dengan membawa dua gelas minuman, satu berisi anggur, dan satu lagi berisi
susu. Kemudian Rosulullooh memilih gelas yang berisi susu. Jibril berkata: "Engkau telah memilih Fithroh".
~HR Bukhari dan Muslim~ Selanjutnya barulah Rosulullooh melanjutkan perjalanan ke langit, yang disebut dengan "mi'roj". Dalam peristiwa mi'roj inilah Rosulullooh melihat tanda-tanda kebesaran ALLAH yang Maha Agung (min aayaati Rabbihil Kubro).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar