Minggu, 25 Juli 2010

ADIK-ADIKKU DI KANCAH MASA ORIENTASI SANTRI BARU 2010 edisi I

ADIK-ADIKKU DI KANCAH MASA ORIENTASI SANTRI BARU 2010 edisi I

Kata pak Ustadz Usbani selaku sekertaris Panitia Penerimaan Santri baru Tahun pelajaran 2010-2011,  bahwa tahun ini adalah tantangan untuk perbaikan ke depannya. Dari bulan Mei – Juni 2010, panitia bekerja extra untuk memulai menyebarkan brosur dan informasi berkenaan dengan kegiatan penerimaan santri baru. Dan pada akhirnya kegiatan penerimaan santri baru ditutup dengan tes masuk dan diteruskan dengan kegiatan MOS (Masa Orientasi Santri). Tes dilaksanakan bertepatan dengan masuknya para santri lama. Seru sekali suasananya, semua berebutan. Kata Ustadzah Nur Ilma dan Ustadz Usbani panitiaPenerimaan Santri Baru tahun pelajaran 2010-2011 ini, animo masarakat meningkat daripada tahun-tahun sebelumnya. Disesuaikan dengan fasilitas yang dimiliki oleh Pondok Pesantren dan Madrasah, baik Tsanawiyah dan Aliyah, ternyata yang mendaftar berlebih, kemampuan hanya untuk 40 anak untuk Tsanawiyah, Namun ternyata yang masuk mendaftar dan mengikuti tes masuk mencapai angka 46 anak.

 Dan begitu banyak calon wali santri baru yang kemudian menitipkan putra putrinya untuk menginap secara langsung tanpa harus menunggu informasi kelulusan penerimaan tes masuknya. Salah satunya adalah wali dari calon santri dari Aceh, Inong (begitu sapaan akrab kami kemudian setelah pengumuman kelulusan).  Tes masuk yang direncakan oleh panitia dilaksanakan dua hari pada tanggal 12 – 13 Juli 2010 pun sukses berjalan. Para orang tua wali santi pun tampak sangat tegang dalam mendampingi putra putrinya, sehingga mereka pun rela berbaring keletihan di masjid Harjo Quba. Pada tanggal 14-15 Juli 2010 dilakukan pengumuman kelulusanyaitu dengan 46 pendaftar, yang diterima hanya 32 untuk santri Madrasah Tsanawiyah saja. Tes meliputi materi pelajaran Bahasa Indonesia, Umum dan Agama berikut praktek baca Al Quran, doa dan praktek ibadah. Nilai tertinggi diraih oleh Syekh Jured dari Pegayaman Bulelelng dengan total nilai 9,20 kedua ternggi diría oleh Banu Muhammad Al Kindy dari Tabanan dengan perolehan angka 9,15 dan Ziziony Salsabila dari Denpasar dengan nilai perolehan sejumlah 8,99.

Masa orientasi Santri Baru (kami menyebutnya sebagai MOS) langsung dilakukan dengan upacara pembukaan dengan inspektur upacara adalah Ayahanda tercinta Direktur Pondok Pesantren Bali Bina Insani, Drs. H. Ktut maduddin Djamal, SH, beliau berpesan masa orientasi ini adalah ajang pengenalan, ajang persiapan dan ajang adu prestasi pertama bagi santri baru, maka bersemangatlah bersemangatlah dan bersemangatlah.
Pada saat MOS, mulailah beberapa santri baru tampak menangis tatkala petugas kedisiplinan meminta mereka dalam permainan untuk menyanyikan beberapa lagu kanak-kanak. Hihihihi mungkin karena groginya dan lupadech akhirnya lagu seperti gandul-gundul pacul, bintang kecil dan lain sebagainya. Sebuah masa yang indah dan pantas untuk dikenang
(Firman Pratama kelas XII MA)

Pantun santri:
Ada lubuk ada ilalang, lain lubuk lain pula ilalangnya, Bali Bina Insani memang masih sederhana namun siap menantang masa depan yang lebih cerah

PRAKTEK PENGABDIAN MASYARAKAT (PPM) 2010


PRAKTEK PENGABDIAN MASYARAKAT (PPM) 2010

Santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Bali Bina Insani yang sudah duduk di kelas XII Madrasah Aliyah Bali Bina Insani mulai tahun 2010 ini diperlakukan secara lebih baik oleh ustadz dan ustadzah, karena selain program praktek mengajar yang semakin disempurnakan dan menulis karya tulis ilmiah keagamaan dan dipandu betul oleh pembimbing dari para asatidz dan asatidzah.

Program praktek pengabdian masyarakat sebagai program unggulan dan tahun 2010 ini adalah pilot project, program yang dilaksanakan seperti program KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi para mahasiswa. Namun hanya dilakukan selama 10 hari saja.

Santri sejumlah 15 orang (5 putra dan 10 putri) telah diterjunkan di desa Pegayaman kecamatan Sukasada Buleleng untuk mengamalkan segala ilmu yang sudah didapatkan di pondok pesantren. Tanggal 6-16 Mei 2010 melalui sebuah upacara pelepasan, direktur Pondok pesantren Bali Bina Insani memberikan tausiahnya “sebuah pendidikan teori belumlah lengkap kecuali ilmua yang sudah dipelajari mulai diterapkan atau dipraktekkan, untuk itu ayah dengan bangga mengirimkan ananda tercinta untuk belajar mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari dengan program praktek pengabdian masyarakat di desa Pegayaman Sukasada Buleleng, agar ananda menjadi lebih bermanfaat karena sebaik-baik orang adalah yang paling baik kepada yang lain khoirun naas anfa’uhumlinnaas” dan agar tidak terjebak seperti al ‘ilmu bila ‘amalin kas-syajari bila tsamarin atau ilmu tanpa praktek adalah seperti sebuah pohon tanpa buah”.

Di desa Pegayaman, para santri mengajar di SDN 1, MI Miftahul Ulum, MTs Al-Iman, SMP Maulana dan SDN 3 serta diPondok Pesantren Salafy Al-Iman. Selain mengajar di kelas, mereka juga melatih kepramukaan, bernyanyi, dan upacara dalam dua bahasa yaitu brevaza Indonesia dan Inggris. Gotong royong membersihkan fasilitas umumpun dilakukan, seperti membersihkan Masjid Safinatus Salam dan Musholla Keramat.

Bapak H Muhammad Nengah Sururuddin selaku pimpinan Pondok Pesantren Salafy Al-Iman sangat mendukung dan berterima kasih atas kerjasama yang dibangun untuk pertama kali ini. Para peserta PPM mulai meronakan geliat kegiatan di pondok pesantren salafy al-iman dengan kegiatan berbahasa asing baik Arab maupun Inggrisnya. Kegiatan pramuka, latihan pidato juga membuat suasana semakin seru.ada yang menarik dari penuturan para peserta PPM adalah: contoh Lailatul Washliyah menceritakan betapa sulitnya mengajar di kelas satu Madrasah Ibtidaiyah karena selain jumlah sangat banyak, anak-anak itu selalu minta nilai seratus walaupun sebenarnya mereka mendapat nilai 60 dan itu mereka berebut ke depan meja guru, jadi saya full keringetan disamping haru dan bangga. Lain dari itu, Putriani mengaku wah asiiiknya mengajar matemática, anak-anak itu sangat setia dengan selalu menungguku di depan asramaku mereka selalu menjemputku dengan berteriak-teriak “ibu…ibu belajar yuk…” subhaanallloh sebuah pengalaman yang pasti tak terlupakan   
(Eko Satrio Putro Seno kelas XII MA)

Kunjungan Santri Pondok Pesantren Salafiyah Az-Ziyadah Jakarta

(Ustad Kholid Sirojuddin -Pengasuh Pontren Az Ziyaadah Jakarta)

Kunjungan Santri Pondok Pesantren Salafiyah Az-Ziyadah Jakarta

Ustadz Amin Tahmid adalah kakak kelas dari ustadz Yuli Saiful Bahri dan Ustadz Sirojuddin Kholid adalah ustadz pada saat mereka belajar di pondok Pesantren Darunnajah Jakarta di bawah pimpinan KH Drs Mahrus Amin pada tahun-tahun di bawah 1990. Pada saat ini mereka (Ustad Amin tahmid dan Ustad Sirojuddin Kholid) mengabdikan diri untuk membangun sebuah Pondok Pesantren Salafiyah Az Ziayadah di Jakarta dengan menerapkan sistem pendidikan TMI atau Tarbiyatul Mu’allimin Mu’allimat. Sedangkan ustadz Yuli Saiful Bahri  mengabdikan diri di Pondok pesantren Bali Bina Insani. Mereka pada bulan Desember 2009 lalu telah melakukan perjalanan silaturahmi ke pondok pesantren Bali Bina Insani membawa 47 orang. Silaturahmi tersebut diikuti oleh para dewan guru SMP Terampil Jakarta.

Pelayanan yang diberikan oleh para pengurus OSALA (Organisasi Santri La-Royba) setelah mendapatkan briefing dari pengasuh, membuat ustad Kholid dan Ustad Amin Tahmid jatuh hati kepada Bali dengan keindahannya dan kepada pondok pesantren Bali Bina Insani. Sehingga kembali mereka ke Bali dengan rombongan santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Salafiyah Az Ziyadah dengan jumlah 60 orang dari tanggal 1-3 Juli 2010. Pelayanan dengan pengaturan akomodasi seadanya berikut kamar mandinya yang mencukupi serta konsumsi yang cukup, membuat para santri salaf tersebut merasa nyaman

Kepanitiaan penyambutan dan pelayanan tamu tersebut dikomandoi oleh M Heru Setiono (santri kelas X MA) dan pada operasionalnya dihandle oleh  Mifathul Janah (santrrwati kelas XII MA). Menurut rencana mereka akan menyambung terus silaturahi ini dengan kunjungan ke situs-situs islami di Bali, karena waktu yang mepet dan persiapan mereka pada saat berkunjung kemarin hanya melakukan kunjungan wisata konvensional semata. Kata Bapak Arief Wibawa (ketua III Yayasan La-Royba yang praktisi dunia wisata) “santri La-Royba juga harus mengenal secara praktis bagaimana dunia wisata itu bekerja, santri harus mampu untuk mengatur rooming list dalam pengaturan akomodasi atau penempatan kamar tamu, kemudian bed services atau pengaturan tempat tidur, bagaimana penyambutan tamu dilakukan, pengaturan menú konsumsi, pengaturan kebersihan dan lain sebagainya sehingga pada satina nanti setelah lupus dari pondok pesantren tidak akan kaget apabila bekerja di dunia wisata. Artinya La-Royba juga akan mencetak praktisi wisata yang santri”. Bapak H Sutio (yang juga merupakan ketua I bidang pendidikan Yayasan La-Royba) mengatakan, betapa dunia Semarang menuntut dunia pendidikan pondok pesantren menyiapkan kadernya yang all out di seluruh aspek kegiatannya, baik di dunia pendidikan itu sendiri, di dunia perekonomian, politik, keamanan, seni dan budaya bangsa. Hal tersebutlah yang harus difikirkan oleh para pendidik di pondok pesantren secara cermat.

Pondok pesantren Az-Ziyadah yang terbiasa melakukan perjalanan wisata ruhani dalam rangka tasyakkur kelulusan ujian kelulusan para santrinya (seperti ke situs-situs makam para pejuang Islam di tanah Jawa dan Madura serta ke situs bersejarah Islam lainnya), maka pada tanggal 1-3 Juli 2010, mereka ingin mengetahui keberadaan pondok pesantren di pulau Dewata ini. Sebuah pulau yang selama ini mereka fahami sebagai pulau yang Hindu, akan tetapi setelah diberikan pemahaman oleh Ustadz Amin Tahmid dan Ustad Sirojuddin Kholid, pemahaman tersebut mulai semakin sempurna sebagaimana keadaan sebenarnya di pulau Bali ini. Mereka menyatakan ketakjuban yang luar biasa dan salut atas perjuangan dan rasa persatuan toleransi (yang kita biasa sebut dengan semangat menyama braya). Tiga hari dua malam mereka bersitirahat menikmati persaudaraan ke-Bali-an dengan para santri pondok pesantren bali Bina Insani yang diwakili oleh para pengurus organisasi santrinya dan uamt di Bali, baik di Tanah Lot, Sangeh, Bedugul, Pasar Sukawati, pantai Sanur dan pantai Kuta. Keelokan Bali yang sangat eksotis, membuat mereka ingin kembali lagi di tahun depan dengan tujuan kunjungan yang lebih sempurna, yaitu situs-situs Islam berikut situs wisata konvensional lainnya.

(Dyah Maya Sitha kelas XII MA)