Selasa, 24 Februari 2009

Jalan Hidupku edisi atu

bismillaah,
sobat aku kan ceritakan jalan hidupku yang selalu penuh dengan bonus-bonus dari Allah seperti yang persis Allah berikan buat antum semua ... hahaha persis ada gelombang yang membuat suasana semakin dinamis. Namun jalan hidupku yang setengah saja aku gebyah uyah saat ini.

Aku masih inget lah pas tahun 1990 lalu aku diluluskan oleh Allah di sebuah pesantren modern Darunnajah namanya hmm lokasinya di Jakarta, bagian selatan pasnya di Ulujami. KH Mahrus Amin selaku pimpinan tunggal pada saat itu, memanggil aku dan bertanya mengapa kamu mengisi questioner pengabdian dengan mengisi keinginan mengabdi bukan pada daerah yang sudah disebutkan dan mengapa harus Bali? ... sub-haanalloh

walaupun harus test case dulu, karena pada waktu itu beliau KH Mahrus Amin mengirim ku ke sebuah pesantren Yatim An Najah di Cirebon, yang sukur dalam waktu sebulan sudah bisa meriah lagi, n aku dipanggil lagi ke Darunnajah. Lalu keesokan harinya -+ tanggal 28 Juni 1990, beliau mengirimku ke Bali, naek bis lah ... 26 jam perjalanan ... deg-degan juga sebenarnya soalnya pan ... udah lamaaa banget aku gak ke Bali lagi semenjak taon 1988 ma 4 konco

sukur di jemput oleh sobat wayan Dzohiruddin seorang siswa SMA Muhammadiyah, selevel lah n sama gilanya ... kita dibawa ke rumah Drs H Ketut Imaduddin Djamal, SH di perumnas Monang Maning

lalu seminggu di situ, aku sama Asep Wahyuddin bergerak ke Singaraja kabupaten Buleleng tepatnya dijemput oleh abang kandung dari Drs H Ketut I Djamal, SH yaitu H Muhammad Nengah Sururuddin bersama sopir setianya Urya, melewati daerah Bedugul, kami disambut kabut tebal nyaris tak terlihat jalanan apalagi view yang sebenarnya amat sangat eksotis ... sub-haanallooh udara yang keluar dari hidung aja berasep, apalagi tatkala kita bicara wuuui masya Allah ... duinguin bro

masuk pegayaman? masya Allah, perut kita dimixer rasanya, tikang tikung seperti jalan di alas kumitir jember, atau kaya jalan di alas roban, udah terjal bilak bilok lagi ... yang gak biasa siapin plastik ya ... kalo ke sono, kalo gak ya gak usah la ...

Pegayaman adalah sebuah desa yang secara histori termasuk awal desa muslim murni di Bali, sejarah mencatat mereka itu keturunan dari (ada yang bilang banyak deh ... sumbernya, contohnya ... ni nih) Blambangan jawa timur tapi yang Islam, juga riwayat laen bilang dari mataram Islam, nyang penting adalah tercatat 4 panglima beserta keluarga dan pasukan semuanya adalah muslim dan dikirim ke Buleleng untuk membantu rahja Panji Sakti melawan ekspansi raja Karang Asem dan hasilnya adalah kemenangan untuk pihak Buleleng. ending yang bagus ya dan pastinya Raja Panji menghadiahkan kepada mereka ini daerah-daerah untuk dihidupkan.

nama pegayaman asalnya adalah pegatepan, buah gatep adalah sama dengan buah gayam, karena di zaman itu buah gayam atau gatep sangat buanyak di daerah tersebut. sempat sejarah mencatat salah satru usulan nama desa itu adalah pengayoman yang artinya adalah kandang gajah, karena yang hijrah ke daerah tersebuit dulunya membawa gajah untuk berperang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar