Jumat, 17 Juli 2009

Hikmah Isro' Mi'roj

Hikmah - Isra Mi'raj
Posted by: "Arief Wibawa-MAS tours & travel" wibawa@mas-travel.com
Tue Jul 21, 2009 12:14 am (PDT)


Setelah perjumpaannya dengan para nabi dan rasul di Masjidil Aqsha, Jibril
memegang tangan Rasulullah dan menuntunya menuju ke batu Shakhrah. Batu
Shakhrah adalah sebuah batu besar yang berada di tengah masjidil Aqsha,
masjid yang merupakan kiblat bagi seluruh nabi.

Batu itu merupakan tempat pijakan untuk Rasulullah bermi'raj, yang di
keluarkan dari surga Firdaus. Diatas batu tersebut terdapat tangga yang
sangat besar dan sangat elok rupanya. Tangga itu terdiri dari sepuluh
tingkat anak tangga. Berselang seling, satu terbuat dari perak dan satu
terbuat dari emas, bertatahkan ratna mutu manikam, serta di hiasai bebatuan
yaqut merah dan putih di sebelah kanan dan kirinya.

Pangkal bagian bawah tangga tersebut di letakan Jibril di atas batu
Shakhrah, sementara ujung bagian atasnya terletak tepat di bawah Arsy.
Dengan kekuasaan Allah, tiap-tiap satu anak tangga dapat naik dan dapat
turun, dimana tingkatan pertama anak tangga itu turun dari langit yang
pertama sampai dia atas batu Shakhrah.

Rasulullah menaiki tangga mi'raj itu. Anak tangga demi anak tangga dari
langit yang pertama hingga langit yang ketujuh. Kemudian anak tangga yang
kedelapan mengangkatnya hingga ke Sidratul Muntaha, anak tangga yang
kesembilan mengangkatnya hingga ke Kursi, dan anak tangga yang kesepuluh
mengangkatnya hingga sampai di Mustawa. Jarak satu tingkatan anak tangga
adalah perjalanan 500 tahun.

Setelah Rasulullah bersama Jibril naik di atas tingkat anak tangga yang
pertama dari mi'rajnya itu, beliau naik dengan kecepatan bagaikan kilat yang
menyambar hingga beliau dan Jibril sampai di langit yang pertama.

Jibril kemudian memberi salam kepada malaikat penunggu langit pertama itu,
"Assalamu'alaik" Malaikat penunggu langit pertama bertanya, "Siapa engkau?"
Jibril menjawab, "Aku Jibril". Lalu di tanya lagi, "Siapa yang bersama
denganmu?" "Aku bersama Muhammad," Jawab Jibril. Malaikat itu kembali
bertanya, "Apakah memang telah di perintahkan untuk datang?" Jibril kembali
menjawab "Iya, memang telah di perintahkan untuk datang."

Malaikat itu pun kemudian membukakan pintu langit pertama tersebut seraya
mengatakan, "Allah telah memberi kehormatan kepada nabi ini, dan kepada
khalifahnya (Jibril). Maka inilah sebaik-baiknya Khalifah dan sebaik-baiknya
pengunjung."

DI langit pertama itu, Rasulullah melihat Nabi Adam dan memberikan salam
kepadanya. Nabi Adam menjawab salam tersebut dan mengatakan, "Sambutan yang
luas kepada putraku yag shalih dan nabi yang shalih." Saat itu Rasulullah
juga mekihat pemandangan para malaikat dalam jumlah yang sangat banyak
berbaris sambil bertasbih dan bertahlil.

Sesaat kemudian, mereka berdua melanjutkan perjalanan ke langit kedua.
Sesampainya di langit yang kedua, Jibril meminta kepada malaikat penunggu
langit kedua agar membuka pintu langit yang kedua. Malaikat itupun bertanya,
"Siapa engkau ?" Jibril menjawab, "Aku Jibril." Lalu ia di tanya lagi,
"Siapa yang bersama denganmu?" "Aku bersama Muhammad," jawab Jibril.
Malaikat itu kembali bertanya, "Apakah memang telah diperintahkan untuk
datang?." Jibril kembali menjawab "Iya, memang telah di perintahkan untuk
datang."

Malaikat itu pun membukakan pintu langit yang kedua seraya memberikan
penghormatan, pujian-pujian, dan doa bagi Rasulullah, seperti halnya yang
juga di lakukan malaikat dilangit yang pertama.

Di langit yang kedua Rasulullah melihat nabi Isa putra Maryam dan nabi Yahya
bin Zakaria. Rasulullah menyampaikan salam kepada keduanya. Keduanya pun
membalas salam Rasulullah, berikut segala kehormatan, pujian-pujian dan doa
bagi Rasulullah. Kembali Rasulullah melihat para malaikat dalam jumlah yang
sangat banyak hingga berkali-kali lipat banyaknya dari jumlah malaikat yang
menghuni langit pertama. Mereka berbaris, seraya bertasbih, bertahlil dan
bertahmid kehadirat Allah.

Begitulah seterusnya, langit demi langit dilewati dalam perjalanan mi'raj
Rasulullah bersama Jibril. Di langit ketiga Rasulullah betemu dengan nabi
Yusuf, yang sangat tampan dan elok rupa wajahnya. Di langit keempat
Rasululah bertemu dengan nabi Idris, di langit kelima dengan nabi Harun dan
di langit yang keenam beliau bertemu dengan nabi Musa.

Setiap kali bertemu dengan para nabi itu, Rasulullah beroleh penghormatan, ,
puji-pujian dan doa yang disampaikan oleh para nabi yang mulia tersebut,
serta dari para malaikat penjaga pintu langit.

Hingga kemudian sampailah Rasulullah di langit yang terakhir, langit yang
ketujuh. Di langit yang ketujuh, Rasulullah bertemu dengan Bapak para nabi,
Nabi Ibrahim.

Dalam perjumpaan itu , nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah, "Wahai
Muhammad, banyakanlah hajatmu di hadapan Tuhanmu Azza wa Jalla, yaitu hajat
bagi umatmu, sebab umatmu adalah umat yang dhaif. Kemudian, wahai Muhammad,
sampaikanlah berita kepada umatmu bahwa surga itu begitu luas dan begitu
bagus. Surga adalah tanaman dari kalimat Subhanallah wal hamdulillah
walailaha illallah wallahu akbar. Karenanya barang siapa membaca kalimat
tersebut satu kali, di tumbuhkan baginya satu pohon di dalam surga."
Demikianlah pesan yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim kepada Rasulullah.

Pada saat itu, Rasululah kembali melihat para malaikat dalam jumlah yang
teramat banyak hingga berkali-kali lipat banyaknya dari jumlah malaikat yang
menghuni langit sebelumnya. Para malaikat itu berbaris, seraya mengeluarkan
suara yang terdengar sangat dahsyat dan menggemparkan saat mereka bertasbih,
bertaqdis (mensucikan) , bertajid (memuliakan) , bertakbir, dan berta'zom
(mengagungkan) ke hadirat Allah.

Setelah bersua dengan nabiyullah Ibrahim, keduanya melanjutkan kembali
perjalanananya sehingga ke tingkat kedelapan dari perjalanan miraj, yaitu ke
Sidratul Muntaha.

Sidratul Muntaha digambarkan laksana sebuah pohoh tang sangat besar. Tidak
di ketahui kecuali oleh Allah. Dikatakan, sekiranya seseorang menunggang
kuda dan melarikan kudanya dengan cepat selama 70 tahun, bayangan di bawah
teduhnya pohon itu belum dapat terlampaui.

Setiap satu daun pohon itu dapat meneduhkan beberapa mahluk di bawah nya. Di
atas setiap daunnya, terdapat satu malaikat yang sedang membaca tasbih dan
taqdis, dengan kemerduan suara yang belum pernah di dengar oleh manusia.

Begitu banyak keajaiban dan kemegahan yang terdapat pada pohon Sidratyl
Muntaha, yang cahayannya sangat elok. Pohon Sidratul Muntaha memiliki dasar
yang berada di atas langit keenam, sedangkan pertengahan pohon itu berada di
langit yang ke tujuh. Cabang-cabangnya berada di atas Kursi, sementara
setiap ujung cabangnya mencapai setiap malaikat yang tengah berada di atas
Arsy. Di pertengahan pohon itulah keberadaan maqam (kedudukan) nabi Ibrahim.

Sesamapinya di sana , Jibril berkata kepada Rasulullah, "Ya Muhammad,
berjalanlah! ' Rasulullah Menjawab, "Hai Kekasihku, berjalanlah. " Rupanya
keduanya saling mempersilahkan jalan terlebih dajulu.

Jibril kembali mengatakan, 'Ya Muhammad, berjalanlah. Karena engkau lebih
mulia dariku." Maka berjalanlah rasulullah di muka, dan Jibril berjalan di
belakang Rasulullah. Alam di atas sana adalah alam yang banyak di penuhi
hijab. Sesampainya Rasulullah besama Jibril di suatu tempat, berkata
malaikat penunggu hijab yang pertama, 'Siapakah engkau." "Aku jibril,
bersama Muhammad, yang telah di perintahkan untuk datang." Dan malaikat itu
pu bertakbir, "Allahu Akbar!".

Kemudian malaikat itu mengeluarkan tangannya dari bawah hijab dan mengangkat
Rasulullah ke atas tingkat mi'raj yang kesembilan.

Sesampainya di mi'raj tingkat kesembilan, Jibril berhenti. Rasulullah pun
berkata kepada Jibril, "Hai kekasihku, mengapa engkau tidak ikut naik?
Apakah kau akan meninggalkan diriku seorang diri?"

Jibril menjawab, "Bangsa kami, malaikat, tidak berada kecuali pada maqam
yang telah diketahui (ditentukan) ." Kemudian malaikat hijab yang pertama
bersama Rasulullah naik bagaikan kilat hingga sampai kepada malaikat hijab
yang kedua. Malaikat itu berkata, "Siapa engkau?" Malaikat hijab yang
pertama menjawab, "Aku malaikat hijab pertama bersama Muhammad, yang telah
diperintahkan untuk datang." Malaikat itu pun bertakbir, "Allahu Akbar"
Kemudian malaikat itu mengeluarkan tangannya dari bawah hijab dan mengangkat
Rasulullah yang diiringi sejumlah malaikat di setiap hijab yang dilalui,
hingga sampailah Rasulullah pada tingkat mi'raj yang kesepuluh.

Di tingkat mi'raj yang kesepuluh, mereka menaikkan Rasulullah kembali hingga
sampai pada suatu tempat yang dinamaka Mustawa. Mustawa adalah suatu tempat
yang maha-tinggi lagi maha-luas dan sangat terang bercahaya. Di tempat itu.
Rasulullah mendengar suara Qalam, yang bergerak-gerak di atas Lauhul
Mahfuzh. Dari atas, turunlah sebuah tempat duduk yangs angat megah dan
bersinar dengan segala cahaya, namanya Ar Rafraful Akhdar. Para malaikat
muqarrabin kemudian mendudukan Rasulullah di atas tempat duduk itu.

Bersambung.

(dari Az-Zahr Al-Basim - Habib Utsman bin Abdullah Bin Yahya Al-Alawi
Al-Batawi)

AW

---Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup matiku, aku serahkan kepada Allah
Tuhan Semesta Alam [6:162]---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar