Rabu, 04 Maret 2009

jalan hidupku edisi ampe

Bsimillahirohmanirohim,
Assalamu 'alaykum, wr, wbr,

saudaraku,
sebelum aku lanjutin ke jalan hidupku edisi ampe ini, ada baiknya kalo kita sejenak merenung, sejenak menundukkan kepala, membuka hati, jiwa dan seluruh perasaan serta fikiran kita hanya untuk DIA, kepadaNYA, karenaNYA, di dalamNYA dan bersamaNYA ... seluruh golak dada sebagai keinginan harus diakui terkadang bahkan sering dan acapkali jauh dari apa yang DIA sudah jelaskan kepada kita tentang keinginanNYA, bila sudah tresadarakan diri bahwa kita masihlah sangat jauh dariNYA, jauh dengan apa yang sudah DIA jelaskan buat kita di dalam kitabNYA, malu kita ... untuk itu mari kita bersama-sama berjuang, memperjuangkan diri untuk bangkit menatap arahanNYA, tuntunanNYA, contoh kekasihNYA lalu mari kita saling mengingatkan diri kita satu sama lainnya untuk selalu mengingatNYA di dalam relung jiwa dalam hati kita, mengingatNYA dalam gerak fikiran kita, melalui basahnya lisan kita dan terwujud dalam tindak tanduk perbuatan jasamani kita. agar kita mampu menjadi insan kamil ... amin

saudaraku,
awalnya 9 anak yang tak berbahasa indonesia dengan baik alias amat terbata-bata n aku sendiri belum tahu acan-acan tentang bahasa Bali, komunikasiku dengan mereka ya ... bahasa Tarzan atawa body language aja ... hehehe sukur mereka cepat mengerti dan mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik.

mengasramakan anak-anak Islam di lingkungan desa adat Hindu di desa Sembung kecamatan Kerambitan kabupaten Tabanan Bali bukanlah hal yang mudah, artinya sudah beda agama, beda kultur, beda cara pemikiran, ketersinggungan itu mudah tersulut. bahkan sampai di tingkat pejabat pemerintahan di lingkungan dinas sosial yang pernah dihapuskan oleh Mbah Gusdur. proses legalisasi operasional terasa dipersulit sekali, sukur doa-doa anak itu sangatlah diijabah olehNYA hingga dalam waktu relatif singkat jumlah santri di rumah selauas bangunan 2,5 are dan tanah seluas 4 are itu terasa penuh sesak meriah tatkala jumlah anak-anak mencapai 23 anak-anak putra putri.

bisa dibayangkan, rumah seluas 2,5 are dengan 4 kamar (1 kamar pengasuh pria, 1 kamar pengasuh wanita dan bibi yang membantu masak, 1 kamar aspi dan 1 kamar lagi aspa), wauw ... asik kalo lagi latiyan tahajud ... ude duinguin sekali, asik pokoknya deh ...

karena keterbatasan tempat membuat kami khawatir akan komunikasi putra dan putri tak terkontrol dengan baik, alhamdulillah kami mendapatkan lahan seluas (saat ini -+ 1 hektar) di jarak -+ 2,5 km dari lokasi lama, kami hijrahkan anak-anak dengan berjalan kaki. Masyarakat setempat semakin antusias dan tertarik dengan kegiatan pendidikan kami itu. event penting yang kami putuskan untuk pengembangan dakwah ini.

tahun 1992 kami mendapatkan akte notaris dari almarhum notaris Amir Syarifuddin di Denpasar, digratiskan pula oleh beliau.

tahun 1996-1997 kami didorong oleh kepala sekolah SMPN 2 Kerambitan untuk membuka sekolah di tingkat SLTP dan lahirlah MTs Bali Bina Insani dilanjutkan dengan membuka MA Bali Bina Insani di tahun 2000

uuu ... asik punya deh ... tapi belum kan aku ceritain saat musim paceklik berkepanjangan tatkala proses reformasi digulirkan dan saat kesulitan melanda Bali dengan peristiwa BOM I-nya ... ikuti terus ya ... thank's

Tidak ada komentar:

Posting Komentar